Rabu, 18 April 2012

HYDROCHEPALUS


ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA
KELAINAN HYDROCEPALUS


Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita
Dosen Pengampu : Shinta Ika Shandi S.Si. T






Di Susun Oleh :
Kresna Ochta Septiyoso
10.006


AKADEMI KEBIDANAN SOKO TUNGGAL SEMARANG
2011

KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Bahwa penulis telah menyelesaikan tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita tentang Kelainan Hydrocepalus.
            Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
            Dosen Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita, yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis.
           Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amin.
           
                                                                                    Semarang, Desember 2011
                                               

                                                                                                Penulis

ii
 

DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL ...................................................................................         i
KATA PENGANTAR .................................................................................        ii
DAFTAR ISI ................................................................................................       iii
BAB I    PENDAHULUAN
               A.  Latar Belakang .........................................................................        1
               B.  Tujuan ......................................................................................        1
BAB II   TINJAUAN TEORI
               A.  Definisi Hydrocephalus ...........................................................        2
               B.  Anatomi Fisiologi hidrocepalus ...............................................        3
               C.  Etiologi .....................................................................................        4
               D.  Tanda dan Gejala .....................................................................        6
               E.  Penatalaksanaan .......................................................................        7
BAB III PENUTUP
               A.  Kesimpulan ..............................................................................        9
               B.  Saran ........................................................................................        9
DAFTAR PUSTAKA











iii
 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Hydrocephalus merupakan sindroma klinis yang dicirikan dengan dilatasi yang progresif pada system ventrikuler cerebral dan kompresi gabungan dari jaringan-jaringan serebrel selama produksi CSF berlangsung yang meningkatan kecepatan absorbsi oleh vili arachnoid. Akibat berlebihannya cairan serebrospinalis dan meningkatnya tekanan intrakranial menyebabkan terjadinya peleburan ruang-ruang tempat mengalirkan cairan.
Seperti yang kita ketahui bahwa pasien dengan Hydrochepalus memerlukan penanganan dan tindakan yang cepat dan tepat karena tidak jarang anak dengan Hydrochepalus dapat terjadi komplikasi yang berat bahkan kematian.
Dan juga selama hidupnya anak dengan Hydrochepalus hanya bergantung pada orang tua dan tenaga kesehatan. Bukan tidak mungkin anak dengan Hydrochepalus dapat disembuhkan, melalui terapi dan perawatan yang cepat dan tepat serta pengawasan yang ketat dan pemahaman orang tua tentang petunjuk apa yang harus dilakukan jika terdapat gangguan pada anak.
Di Indonesia angka kejadian Hydrocephalus kongenital yang terlihat sejak bayi kira-kira 30%, sedangkan yang terlihat dalam 3 bulan pertama setelah lahir merupakan 50% dari semua kasus Hydrocephalus kongenital. Hydrocephalus dijumpai 1 diantara 2000 janin dan merupakan 12 % dari semua kelainan kongenital yang dijumpai pada bayi baru lahir.


B.     Tujuan
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb Neonatus, Bayi dan Balita
2.      Sebagai bahan pembelajaran mahasiswa khususnya mahasiswa dalam bidang kesehatan

1
 

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.    Definisi Hydrocephalus
CSS (Cairan Serebo Spinalis) dihasilkan melalui proses di 4 rongga yang terdapat di dalam otak (brain ventricle). Dua yang pertama terdapat di otak besar kiri kanan (lateral ventricle), dari sana LCS dialirkan ke rongga tengah (third ventricle),lalu setelah ditambah LCS produk rongga itu dialirkan lagi melalui saluran di batang otak (sylvianduct) menuju rongga lain di batang otak (fourth ventricle).Rongga terakhir ini juga menghasilkan LCS yang selanjutnya dialirkan melalui 2 pasang lubang keluar, dari rongga ini menuju lapisan subarachnoid. Gangguan aliran LCS pada salah satu bagian tersebut pada bayi bam lahir menyebabkan teIjadinya hydrocephalus.
Hydrocephalus adalah kelainan abnormal otak dengan bertambahnya cairan otak CSS (Cairan Serebro Spinal) sehingga tekanan dalam otak yg meningkat. Ruangan CCS dibentuk pada minggu ke-5 masa embrio. Hal ini terjadi akibat ketidakseimbangan antara produksi dan penyerapan kembali cairan tersebut. Nilai normal cairan CSS adalah :
1.   Jumlah total 120 ml
2.   Tekanan 60-150 mmH2O/l
3.   200-300 mg protein/l
4.   2,8 – 4,4 mmol glukosa /l
Hidrocepalus adalah jenis penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan dalam otak (cairan serebro spinal). Penyakit ini juga dapat ditandai dengan dilatasi ventrikel serebra, biasanya terjadi secara sekunder tehadap obstruksi jalur cairan serebrispinal, dan disertai oleh penimbunan cairan serebrospinal di dalam cranium secra tipikal,ditandai dengan pembesaran kepala, menonjolnya dahi, atrofi otak, deteriorasi mental mental, dan kejang-kejang.
2
 

Fungsi utama cairan CSS :
a)            Melindungi otak dan medulla spinalis
b)            Mempertahankan tekanan di dalam tengkorak konstan
c)            Membuang sampah dan substansi beracun.

B.      Anatomi Fisiologi hidrocepalus
Ruangan cairan serebrospinalis mulai terbentuk pada minggu ke lima masa embrio, yang terdiri atas sistem ventrikel, sisterna magna pada dasar otak dan ruang subaraknoid yang meliputi seluruh susunan saraf. Cairan serebrospinal yang dibentuk dalam ventrikel oleh pleksus koroidalis kembali dalam peredaran darah melalui kapiler dalam piameter dan araknoid yang meliputi susunan saraf pusat. Hubungan antara sistem ventrikel dan ruang araknoid tersebut melalui foramen magendie di median dan foramen luschka disebelah ventrikel ke IV.
Bagan perjalanan CSS

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzhgDNjLCkMjacsa9JMRKSPIwTb-eBNf6J93Lt1Ww4ariyE2bbhzbgdT2kK4STWd4K_9mz7SRTzg4GV7ybuatupaodtRhIZrz1oQztjFe-C-YSFi05MX8GMpKQX_kkF8bTCl0diC881LdE/s320/fisiologi+LCS.JPG

3
 

Patofisiologi Hydrocepalus


C.    Etiologi
Cairan otak normalnya akan mengalir melalui saluran (ventrikel) dan keluar  melalui penampungan kecil (sisterna) yang berada di dasar otak. Cairan otak berfungsi mengalirkan makanan dan membuang hasil metabolisme dari otak dan disalurkan ke dalam pembuluh darah.
Jika ada sumbatan di ventrikel maka cairan otak akan menumpuk mengakibatkan hidrosefalus. Penumpukan cairan otak juga bisa terjadi jika pleksus koroidales (penghasil cairan otak) memproduksi cairan otak secara berlebihan atau cairan otak tidak dapat disalurkan ke pembuluh darah.

Pada dasarnya penyebab hidrosepalus meliputi :
·     produksi CSS
·     gangguan absorpsi
·     obstruksi pada sirkulasi cairan cerebrospinal
4
 

1.      Kelainan Bawaan
a.       stenosis aquaduktus silvii
b.      spina bifida dan kranium bifida
c.       sindroma dandy – walker (atresia congenital foramen luschka dan magendi)
d.      Kista arachnoid
e.       Anomaly pembuluh darah
2.      Infeksi
Infeksi pada selaput meningen dapat menimbulkan perlekatan meningen sehingga dapat terjadi obliterasi ruang ruang subarachnoid. Pelebaran ventrikel pada fase akut meningitis purulenta terjadi bila aliran CSS terganggu oleh obstruksi mekanik eksudat purulenta di aquaduktus silvii sisterna basalis.
3.      Neoplasma
Hidrocepalus oleh obstruksi mekanis yang dapat terjadi di setiap aliran CSS.
4.      Perdarahan
5
 
Perdarahan Sebelum dan sesudah lahir dalam otak dapat menyebabkan fibrosis leptomeningen. Obstruksi juga dapat muncul akibat organisasi dari darah itu sendiri.
D.    Tanda dan Gejala
1.      Tengkorak kepala mengalami pembesaran.
2.      Muntah dan nyeri kepala
3.      Kepala terliha lebih besar dari tubuh.
4.      Ubun ubun besar melebar dan tidak menutup pada waktunya, teraba tegang dan menonjol.
5.      Dahi lebar, kulit kepala tipis, tegang dan mengilat.
6.      Pelebaran vena kulit kepala.
7.      Saluran tengkorak belum menutup dan teraba melebar.
8.      Terdapat cracked pot sign bunyi seper pot bunga yang retak jika dilakukan perkusi pada kepala.
9.      Adanya sunset sign diman sklera berada diatas iris sehingga iris seakan akan menyerupai matahari terbenam.
10.  Pergerakan bola mata yang tidak teratur.
11.  Kerusakan saraf yang dapat memberikan gejala kelainan neorologis berupa:
a)   Gangguan kesadaran
b)   Kejang
c)   Terkada terjadi gangguan pusat vital Hidrosepalus dapat ditegakkan  diagnosanya dengan :
d)   CT Scan
e)   Sistenogram radioisotop dengan scan








6
 

E.     Penatalaksanaan
Sebagai bidan tentu harus mengenali gejala gejala hydrocepalus dan mampu untuk bertindak, yaitu untu dirujuk, sebelumnya dilakukan pemerikasaan diagnosa yaitu :
  • Pemeriksaan fisik:
o       Pengukuran lingkaran kepala secara berkala. Pengukuran ini penting untuk melihat pembesaran kepala yang progresif atau lebih dari normal
o       Transiluminasi
·        Pemeriksaan cairan serebrospinal:
o       Analisa cairan serebrospinal pada hidrosefalus akibat perdarahan atau meningitis untuk mengetahui kadar protein dan menyingkirkan kemungkinan ada infeksi sisa
·        Pemeriksaan radiologi:
o       X-foto kepala: tampak kranium yang membesar atau sutura yang melebar.
o       USG kepala: dilakukan bila ubun-ubun besar belum menutup.
o       CT Scan kepala: untuk mengetahui adanya pelebaran ventrikel dan sekaligus mengevaluasi struktur-struktur intraserebral lainnya
PENATALAKSANAAN
·        Farmakologis:
Mengurangi volume cairan serebrospinalis:
o       Acetazolamide 25 mg/KgBB/hari PO dibagi dalam 3 dosis. Dosis dapat dinaikkan 25 mg/KgBB/hari (Maksimal 100 mg/KgBB/hari)
o       Furosemide 1 mg/KgBB/hari PO dibagi dalam 3-4 dosis
Catatan: Lakukan pemeriksaan serum elektrolit secara berkala untuk mencegah terjadinya efek samping.
Bila ada tanda-tanda infeksi, beri antibiotika sesuai kuman penyebab.
·        Pembedahan:
1.      Ventrikel petrouneum shunt (Vpshunt) yaitu dengan pemasangan pipa khusus yang menghubungkan ventrikel dengan rongga perut, sehingga cairan mengalir ke rongga perut dengan tujuan aliran dapat diserap di rongga perut.

7

2.      Membuat saluran pintas dari ventrikel ke atrium (bilik jantung) kanan.
3.      Membuat lubang pada ventrikel otak ketiga.Dengan begitu cairan dalam ventrikel dapat dialirkan langsung melalui rongga cairan yang berada diluar otak.
Tentu tiap tiap teknik tidak dapat diserta mertakan karena pemasangan teknik tersebut tergantung pada kasusnya masing masing.

F.     Faktor Resiko
Hydrocepalus juga mempunyai faktor resiko yaitu
1.  Ibu hamil dengan defisiensi nutrisi seperti asam folat,karena dapat mengakibatkan kelainan kongenital.Saat embrio berumur 5-minggu ruangan CSS mulai terbentuk.
2. karena infeksi misal pasca meningitis
3. Neoplasma.
4. Perdarahan pada otak.
Jadi untuk hydrocepalus dapat dicegah yaitu saat ibu hamil melakukan ANC, sebagai bidan harus memperhatikan gizi ibu hamil saat ANC.











8
8
 

BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Hydrocepalus merupaka penyakit yang dapat diderita melalui kelainan congenital maupun karena infeksi dan penyakit lainnya.Sedangkan di Indonesia angka kejadian Hydrocephalus kongenital yang terlihat sejak bayi kira-kira 30%, sedangkan yang terlihat dalam 3 bulan pertama setelah lahir merupakan 50% dari semua kasus Hydrocephalus kongenital. Hydrocephalus dijumpai 1 diantara 2000 janin dan merupakan 12 % dari semua kelainan kongenital yang dijumpai pada bayi baru lahir.

B.     Saran
Untuk pembaca makalah ini semoga lebih tahu apa itu hidrocepalus, dan mengerti tentang tanda gejala dan pencegahannya.




9
 

DAFTAR PUSTAKA



Dewi.Lia.2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.Jakarta: SAlemba Medika



























Tidak ada komentar:

Posting Komentar