Rabu, 18 April 2012

HERNIA DIAFGRAMATIKA



HERNIA DIAFRAGMA
MAKALAH
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
ASKEB NEONATUS, BAYI DAN BALITA

Dosen Pengampu : Shinta Ika Sandhi S.Si,T







Di Susun Oleh :
Dwi Setyowati
10.003


AKADEMI KEBIDANAN SOKO TUNGGAL
SEMARANG
2011


KATA PENGANTAR        

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Bahwa penulis telah menyelesaikan tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dab Balita tentang Hernia Diafragma.
            Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan bimbingan dari Dosen pengampu dan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
            Dosen Mata Kuliah ASKEB Neonatu, Bayi dan Balia, yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis.
           Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.
                                                                                   


           
                                                                                                       Semarang,      November 2011
                                                                                                                       Penulis













DAFTAR ISI






























BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Hernia Diafragmatika adalah penonjolan organ intra abdomen ke dalam rongga kavum pleura melalui suatu lubang pada diafragma. Salah satu penyebab terjadinya hernia diafragma adalah trauma pada abdomen, baik trauma penetrasi maupun trauma tumpul, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Mekanisme dari cedera dapat berupa cedera penetrasi langsung  pada diafragma atau yang paling sering akibat trauma tumpul abdomen. Pada trauma tumpul abdomen, penyebab paling sering adalah akibat kecelakaan sepeda motor. Hal ini menyebabkan terjadi penigkatan tekanan intraabdominal yang dilanjutkan dengan adanya rupture pada otot-otot diafragma. Pada trauma penetrasi paling sering disebabkan oleh luka tembak senjata api dan luka tusuk senjata tajam. Secara anatomi serat otot yang terletak lebih medial dan lateral diafragma posterior  yang berasal dari arkus lumboskral dan vertebrocostal adalah tempat yang paling lemah dan mudah terjadi ruptur.
Organ abdomen yang dapat mengalami herniasi antara lain gaster, omentum, usus halus, kolon, lien dan hepar. Juga dapat terjadi hernia inkarserata maupun strangulasi dari usus yang mengalami herniasi ke rongga thorak ini. Namu pada bayi lahir penyebab adalah kemungkinan Akibat penonjolan viscera abdomen ke dalam rongga thorax melalui suatu pintu pada diafragma. Terjadi bersamaan dengan pembentukan sistem organ dalam rahim.

C.  Tujuan
1.  Memenuhi tugas mata kuliah Askep Neonatus Bayi dan Balita.
2.  Menambah dan memperluas pengetahuan tentang Hernia Diafragma
3.  Memberikan informasi kepada pembaca tentang Hernia Diafragma





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Hernia Diafragmatika

Hernia adalah penonjolan gelung atau ruas organ atau jaringan melalui lubang abnormal. Henia diafragmatika adalah sekat yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Hernia Diafragmatika adalah penonjolan organ perut ke dalam rongga dada melalui suatu lubang pada diafragma. Akibat penonjolan viscera abdomen ke dalam rongga thorax melalui suatu pintu pada diafragma. Terjadi bersamaan dengan pembentukan sistem organ dalam rahim.

à Pembagian Hernia diafragmatika :
     a. Traumatica : hernia akuisita, akibat pukulan, tembakan, tusukan
     b. Non-Traumatica
     1. Kongenital
a.     Hernia Bochdalek atau Pleuroperitoneal. Celah dibentuk pars lumbalis, pars costalis        diafragma
b.    Hernia Morgagni atau Para sternalis. Celah dibentuk perlekatan diafragma pada costa dan sternum
2.    Akuisita
Hernia Hiatus esophagus
. Ditemukan pada 1 diantara 2200-5000 kelahiran dan 80-90% terjadi pada sisi tubuh bagian kiri.

B.  Penyebab Hernia Diafragmatika

              Ditemukan pada 1 diantara 2200-5000 kelahiran dan 80-90% terjadi pada sisi tubuh bagian kiri. Janin tumbuh di uterus ibu sebelum lahir, berbagai sistem organ berkembang dan matur. Diafragma berkembang antara minggu ke-7 sampai 10 minggu kehamilan. Esofagus (saluran yang menghubungkan tenggorokan ke abdomen), abdomen, dan usus juga berkembang padamingguitu.
               Pada hernia tipe Bockdalek, diafragma berkembang secara tidak wajar atau usus mungkin terperangkap di rongga dada pada saat diafragma berkembang. Pada hernia tipe Morgagni, otot yang seharusnya berkembang di tengah diafragma tidak berkembang secara wajar.
                Pada kedua kasus di atas perkembangan diafragma dan saluran pencernaan tidak terjadi secara normal. Hernia difragmatika terjadi karena berbagai faktor, yang berarti “banyak faktor” baik faktor genetik maupun lingkungan.

C.  Patofisiologis Hernia Diafragmatika

               Disebabkan oleh gangguan pembentukan diafragma. Diafragma dibentuk dari 3 unsur yaitu membrane pleuroperitonei, septum transversum dan pertumbuhan dari tepi yang berasal dari otot-otot dinding dada. Gangguan pembentukan itu dapat berupa kegagalan pembentukan seperti diafragma, gangguan fusi ketiga unsure dan gangguan pembentukan seperti pembentukan otot. Pada gangguan pembentukan dan fusi akan terjadi lubang hernia, sedangkan pada gangguan pembentukan otot akan menyebabkan diafragma tipis dan menimbulkan eventerasi.
Para ahli belum seluruhnya mengetahui faktor yang berperan dari penyebab hernia diafragmatika, antara faktor lingkungan dan gen yang diturunkan orang tua.


D.  Tanda dan Gejala Diafragmatika
Gejalanya berupa:
1.   Retraksi sela iga dan substernal
2. Perut kecil dan cekung
3. Suara nafas tidak terdengar pada paru karena terdesak isi perut.
4. Bunyi jantung terdengar di daerah yang berlawanan karena terdorong oleh isi perut.
5.  Terdengar bising usus di daerah dada.
6. Gangguan pernafasan yang berat
7. Sianosis (warna kulit kebiruan akibat kekurangan oksigen)
8. Takipneu (laju pernafasan yang cepat)
9. Bentuk dinding dada kiri dan kanan tidak sama (asimetris)
10. Takikardia (denyut jantung yang cepat)

E. Komplikasi Henia Diafragmatika
                Lambung, usus dan bahkan hati dan limpa menonjol melalui hernia. Jika hernianya besar, biasanya paru-paru pada sisi hernia tidak berkembang secara sempurna.
                 Setelah lahir, bayi akan menangis dan bernafas sehingga usus segera terisi oleh udara. Terbentuk massa yang mendorong jantung sehingga menekan paru-paru dan terjadilah sindroma gawat pernafasan.
                Sedangkan komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita hernia diafragmatika tipe Bockdalek antara lain 20 % mengalami kerusakan kongenital paru-paru dan 5 – 16 % mengalami kelainan kromosom.

F. Penatalaksanaan Diafragmatika
a. Pemeriksaan fisi
k
-       Pada hernia diafragmatika dada tampak menonjol, tetapi gerakan nafas tidak nyata
-       Perut kempis dan menunjukkan gambaran scaphoid
-       Pada hernia diafragmatika pulsasi apeks jantung bergeser sehingga kadang-kadang terletak di hemitoraks kanan
-       Bila anak didudukkan dan diberi oksigen, maka sianosis akan berkurang
-       Gerakan dada pada saat bernafas tidak simetris
-       Tidak terdengar suara pernafasan pada sisi hernia
-       Bising usus terdengar di dada
b. Pemeriksaan penunjang
-          Foto thoraks akan memperlihatkan adanya bayangan usus di daerah toraks
-          Kadang-kadang diperlukan fluoroskopi untuk membedakan antara paralisis diafragmatika dengan eventerasi (usus menonjol ke depan dari dalam abdomen)

Yang dapat dilakukan seorang bidan bila menemukan bayi baru lahir yang mengalami hernia diafragmatika yaitu :
·      Berikan oksigen bila bayi tampak pucat atau biru.
·      Posisikan bayi semifowler atau fowler sebelum atau sesudah operasi agar tekanan dari isi perut terhadap paru berkurang dan agar diafragma dapat bergerak bebas.
·      Awasi bayi jangan sampai muntah, apabila hal tersebut terjadi, maka tegakkan bayi agar tidak terjadi aspirasi.
·      Lakukan informed consent dan informed choice untuk rujuk bayi ke tempat pelayanan yang lebih baik















BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Hernia diafragmatika adalah sekat yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Hernia Diafragmatika adalah penonjolan organ perut ke dalam rongga dada melalui suatu lubang pada diafragma. Akibat penonjolan viscera abdomen ke dalam rongga thorax melalui suatu pintu pada diafragma. Ditemukan pada 1 diantara 2200-5000 kelahiran dan 80-90% terjadi pada sisi tubuh bagian kiri. Janin tumbuh di uterus ibu sebelum lahir, berbagai sistem organ berkembang dan matur. Diafragma berkembang antara minggu ke-7 sampai 10 minggu kehamilan. Esofagus (saluran yang menghubungkan tenggorokan ke abdomen), abdomen, dan usus juga berkembang pada minggu itu. Gejalanya berupa: 1).Retraksi sela iga dan substernal,2). Perut kecil dan cekung,3). Suara nafas tidak terdengar pada paru karena terdesak isi perut,4). Bunyi jantung terdengar di daerah yang berlawanan karena terdorong oleh isi perut,5).  Terdengar bising usus di daerah dada,6). Gangguan pernafasan yang berat.
Yang dapat dilakukan seorang bidan bila menemukan bayi baru lahir yang mengalami hernia diafragmatika yaitu :1). Berikan oksigen bila bayi tampak pucat atau biru,2). Posisikan bayi semifowler atau fowler sebelum atau sesudah operasi agar tekanan dari isi perut terhadap paru berkurang dan agar diafragma dapat bergerak bebas,3).  Awasi bayi jangan sampai muntah, apabila hal tersebut terjadi, maka tegakkan bayi agar tidak terjadi aspirasi,4). Lakukan informed consent dan informed choice untuk rujuk bayi ke tempat pelayanan yang lebih baik.

B.  Saran
Dengan adanya makalah yang berjudul “Hernia Diafrgamatika” kami mengharapkan pembaca dapat sedikit mengetahui tentang hernia diafragmatika.




DAFTAR PUSTAKA

Khoirunisa Endang.2010.Asuhan Kebidanan Neonatus,Bayi dan Balita.Jogjakarta:Nuha Medika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar