Sabtu, 06 Oktober 2012

Asuhan Kebidanan Komunitas Tentang KB - KIA


MAKALAH
ASUHAN KEBIDANAN V
(KEBIDANAN KOMUNITAS)



KB – KIA
(KELUARGA BERENCANA – KESEHATAN IBU DAN ANAK)




Dosen Pengampu :Lohita Indu Anggayasti, S. Si. T


Di Susun Oleh :
Nolvian (10.007)
Dwi Retnonigsih (09.022)


AKADEMI KEBIDANAN SOKO TUNGGAL
SEMARANG
2012
KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas kehendak-Nya makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah yaitu Asuhan Kebidanan V (Kebidanan Komunitas)
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan terutama disebabkan akan kurangnya pengetahuan. Namun, berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikan walaupun masih terdapat kekurangan didalamnya. Karena itu, sepantasnya jika penulis mengucapkan terima kasih kepada:
·         Tuhan Yang Maha Esa
·         Ibu Lohita Indu Anggayasti, S.Si.T dosen pembimbing yang telah banyak memberi bimbingan dan masukan-masukan
·         Kedua Orang tua yang telah banyak memberi dukungan baik secara materi ataupun moral
·         Teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu-satu, terima kasih atas dukungan dan doanya
Penulis menyadari karya mahasiswa ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar karya mahasiswa ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.
Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapatkan berkah dari Allah SWT. Akhir kata penulis mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan. AMIN.
                                                                                                                                Semarang, 14 Juli 2012
                                                                                               

Penulis
DAFTAR ISI






























BAB I
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG
Keluarga berencana (KB) adalah program nasional yang bertujuan meningkatkanderajat kesehatan, kesejahteraan ibu, anak dan keluarga khususnya, serta bangsa pada umumnya. Salah satunya dengan cara membatasi dan menjarangkan kehamilan.
Masalah yang akan dihadapi oleh keluarga yang memiliki anak dalam jumlah banyak terutama disertai tidak diaturnya jarak kelahiran adalah peningkatan risiko terjadinyapendarahan ibu hamil pada trimester ketiga, angka kematian bayi meningkat, ibu tidak memiliki waktu yang cukup untuk merawat diri dan anaknya, serta terganggunya proses perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan kurang gizi, berat badan lahir rendah(BBLR) dan lahir prematur.
Proyeksi penduduk telah dirumuskan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) denganperkiraan penduduk Indonesia sekitar 273,65 juta jiwa pada tahun 2025. Laju pertumbuhanpenduduk Indonesia tahun 1971-1980 adalah 2,30%, tahun 1980-1990 adalah 1,97%, tahun1990-2000 sebanyak 1,49% dan tahun 2000-2005 adalah 1,3%. Hal ini menujukkan adanya penurunan laju pertumbuhan penduduk Indonesia.
Hingga saat ini sudah banyak program-program pembangunan kesehatan di Indonesia yang ditujukan pada penanggulangan masalah-masalah kesehatan ibu dan anak. Pada dasarnya program-program tersebut lebih menitik beratkan pada upayaupaya penurunan angka kematian bayi dan anak, angka kelahiran kasar dan angka  kematian ibu.
Hal ini terbukti dari hasil-hasil survei yang menunjukkan penurunan angka kematian bayi dan anak, angka kelahiran kasar. Namun tidak demikian halnya dengan angka kematian ibu (MMR) yang selama dua dekade ini tidak menunjukkan  penurunan yang berarti. SKRT 1994 menunjukkan hahwa MMR sebesar 400 – 450 per 100.000 persalinan. 
Selain angka kematian, masalah kesehatan ibu dan anak juga menyangkut angka kesakitan atau morbiditas. Penyakit-penyakit tertentu seperti ISP A, diare dan tetanus yang sering diderita oleh bayi dan anak acap kali berakhir dengan kematian.
Demikian pula dengan peryakit-penyakit yang diderita oleh ibu hamil seperti anemia, hipertensi, hepatitis  dan lain-lain dapat membawa resiko kematian ketika akan, sedang atau setelah persalinan.  Baik masalah kematian maupun kesakitan pada ibu dan anak sesungguhnya, tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat  dimana mereka berada.
Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan  pengetahuan budaya seperti konsepsi-konsepsi mengenai berbagai pantangan, hubungan sebab- akibat antara makanan  dan kondisi sehat-sakit, kebiasaan dan  ketidaktahuan, seringkali membawa dampak baik positif maupun negatif  terhadap  kesehatan ibu dan anak.
Pola makan, misalnya, pacta dasarnya adalah merupakan salah satu selera manusia dimana peran kebudayaan cukup besar. Hal  ini terlihat  bahwa setiap daerah mempunyai pola  makan tertentu, termasuk pola makan ibu hamil dan anak yang disertai dengan  kepercayaan akan pantangan, tabu, dan  anjuran terhadap beberapa makanan tertentu.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KB-KIA di wilayah kerja puskesmas, melalui  pemantauan cakupan pelayanan KIA di tiap desa secara terus menerus.
2. Tujuan Khusus
a)      Memantau cakupan pelayanan KB-KIA yang dipilih sebagai indikator secara teratur (bulanan) dan terus menerus.
b)      Menilai kesenjangan antara target dengan pencapaian.
c)      Menentukan urutan daerah prioritas yang akan ditangani secara intensif.
d)     Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersedia.
e)      Membangkitkan peran pamong dalam menggerakkan sasaran dan mobilisasi sumber daya.

























BAB II
PEMBAHASAN


A. KIA (KESEHATAN IBU DAN ANAK)

1. DEFINISI
KIA adalah kegiatan kelompok belajar kesehatan ibu dan anak yang anggotanya meliputi ibu hamil dan menyusui.

2. TUJUAN
a)      Tujuan Umum
Agar ibu hamil dan menyusui tahu cara yang baik untuk menjaga kesehatan sendiri dan anaknya, tahu pentingnya pemeriksaan ke puskesmas dan posyandu atau tenaga kesehatan lain pada masa hamil dan menyusui serta adanya keinginan untuk ikut menggunakan kontrasepsi yang efektif dan tepat.
b)      Tujuan Khusus
Memberi pengetahuan kepada ibu tentang hygiene perorangan pentingnya menjaga kesehatan, kesehatan ibu untuk kepentingan janin, jalannya proses persalinan, persiapan menyusui dan KB.

3. KEBIJAKAN
a)      Kegiatan harus disesuaikan dengan kesehatan ibu dan masalah yang ada.
b)      Pelaksanaannya dilakukan setiap minggu dengan materi dasar yang harus di review terus.
c)      Metode yang digunakan adalah demonstrasi dengan materi dan pembicara berganti – ganti.
d)     Tenaga pelatih atau pengajar adalah orang yang ahli di bidangnya.
e)      Tempat pertemuan adalah di ruang tunggu puskesmas, kelurahan atau tempat lain yang dikenal masyarakat.
f)       Lamanya pelatihan tiap hari tidak lebih dari 1 jam.
g)      Beri teori 20 menit, selebihnya adalah demontrasi

4. MATERI KEGIATAN
a)      Pemeliharaan diri waktu hamil
b)      Makanan ibu dan bayi
c)      Pencegahan infeksi dengan imunisasi
d)     Keluarga Berencana
e)      Perawatan payudara dan hygiene perorangan
f)       Rencana persalinan

5. KEGIATAN YANG DILAKUKAN
a)         Pakaian dan perawatan bayi
b)         Contoh makanan sehat untuk ibu hamil dan menyusui
c)         Makanan bayi
d)        Perawatan payudara sebelum dan setelah persalinan
e)         Peralatan yang diperlukan ibu hamil dan menyusui
f)          Cara memandikan bayi
g)         Demontrasi tentang alat kontrasepsi dan cara penggunaanya

6. PELAKSANA
a)         Pelaksana utama meliputi dokter puskesmas, pengelola KIA, Kader, Bidan.
b)         Pelaksana pendukung meliputi camat, kades, pengurus LKMD, tokoh masyarakat.
c)         Pelaksana pembina meliputi sub din KIA Propinsi, tim pengelola KIA kabupaten.

7. FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN
a)         Faktor manusia
b)         Faktor sarana (tempat)
c)         Faktor prasarana (fasilitas).
8. TUGAS BIDAN SEBAGAI PENGELOLA PELAYANAN KIA/KB
a)         Mengembangkan pelayanan kesehatan masyarakat terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat diwilayah kerjanya dengan melibatkan keluarga dan masyarakat.
b)         Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan program sektor lain diwilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan, dan tenaga kesehatan lain yang berada diwilayah kerjanya.

9. TUGAS KADER DALAM KB – KIA
Tugas kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada umumnya kader bukanlah tenaga profesional melainkan hanya membantu dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya pembatasan tugas yang diemban, baik menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan.

10. PROGRAM POKOK KIA DAN KB
Pembinaan Kesehatan Ibu
a)      Pelayanan ibu resti berupa cakupan pelayanan (konseling, penanganan dan rujukan)
b)      Persalinan oleh nakes
c)      Cakupan peserta KB aktif (CPR)
d)     Perawatan ibu nifas
e)      Pelayanan neonatus, bayi dan anak balita
f)        DDTK

11. PELAYANAN POLI KIA & KB
a)  Poli Kesehatan Ibu Anak – Antenatal Neonatus Care (ANC)
1)      ANC pada ibu hamil normal dan ibu hamil resiko tinggi
2)      Penatalaksanaan ibu hamil resiko tinggi
3)      ANC pada ibu hamil normal dan ibu hamil resiko tinggi
4)      Penatalaksanaan ibu hamil resiko tinggi
5)      Nifas
6)      Melaksanakan perawatan nifas normal
7)      Penanganan perdarahan post partum
8)      Penanganan infeksi nifas
9)      Pre-eklamsi / eklamsi nifas
10)  Melakukan rujukan kasus resiko tinggi ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi secara tepat, cepat, benar.

b)  Poli Kesehatan Ibu Anak – Keluarga Berencana (KB)
1)      Konseling pranikah
2)      Konseling metode KB
3)      Pelayanan KB kondom, pil injeksi, implant, IUD
4)      Penatalaksanaan efek samping KB baik hormonal maupun non hormonal
5)      Melakukan rujukan kasus KB ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi secara tepat, cepat dan benar.

B. KB (KELUARGA BERENCANA)

1. DEFINISI
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan.
Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Berdasarkan penelitian, terdapat 3.6 juta kehamilan tidak direncanakan setiap tahunnya di Amerika Serikat, separuh dari kehamilan yang tidak direncanakan ini terjadi karena pasangan tersebut tidak menggunakan alat pencegah kehamilan, dan setengahnya lagi menggunakan alat kontrasepsi tetapi tidak benar cara penggunaannya.
Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim. Kontrasepsi dapat reversible (kembali) atau permanen (tetap).
Kontrasepsi yang reversible adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama di dalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk punya anak lagi. Metode kontrasepsi permanen atau yang kita sebut sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan dikarenakan melibatkan tindakan operasi.
Metode kontrasepsi juga dapat digolongkan berdasarkan cara kerjanya yaitu metode barrier (penghalang), sebagai contoh, kondom yang menghalangi sperma; metode mekanik seperti IUD; atau metode hormonal seperti pil. Metode kontrasepsi alami tidak memakai alat-alat bantu maupun hormonal namun berdasarkan fisiologis seorang wanita dengan tujuan untuk mencegah fertilisasi (pembuahan).
Faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah efektivitas, keamanan, frekuensi pemakaian dan efek samping, serta kemauan dan kemampuan untuk melakukan kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan kontrasepsi juga didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur budaya mengenai kontrasepsi tersebut. Faktor lainnya adalah frekuensi bersenggama, kemudahan untuk kembali hamil lagi, efek samping ke laktasi, dan efek dari kontrasepsi tersebut di masa depan. Sayangnya, tidak ada metode kontrasepsi, kecuali abstinensia (tidak berhubungan seksual), yang efektif mencegah kehamilan 100%.

2. TUJUAN
Tujuan Program Keluarga Berencana secara makro untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dan menurunkan angka kelahiran, secara mikro mewujudkan ketahanan keluarga dan kesejahteraan masyarakat, yang diwujudkan dalam kegiatan sebagai berikut :
a)      Upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan
b)      Pengaturan kelahiran
c)      Pembinaan ketahanan keluarga
d)     Peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera
e)      Meningkatkan koordinasi dan peran serta aparatur serta masyarakat sehingga mampu mewujudkan koordinasi dalam membangun Keluarga Berencana
f)       Meningkatkan peran penyuluh dalam peningkatan capaian program

3. SASARAN
a)      Mengendalikan tingkat kelahiran penduduk
b)      Meningkatkan kualitas kesehatan reproduksi
c)      Meningkatkan ketahanan dan pemberdayaan keluarga
d)     Memperkuat kelembagaan dan jejaring pelayanan KB

4. MACAM-MACAM METODE KONTRASEPSI

a) Kontrasepsi untuk wanita usia lanjut
Semakin bertambah usia maka terdapat perubahan dari periode menstruasi. Ketika darah haid akhirnya berhenti, maka seorang wanita memasuki masa menopause. Bagaimanapun juga, kontrasepsi sebaiknya digunakan sampai wanita tidak mendapatkan menstruasi atau darah haid selama 2 tahun jika usia kurang dari 50 tahun atau 1 tahun jika usia lebih dari 50 tahun.
b) Metode kontrasepsi terdiri dari :
1)      Metode Alami
o   Coitus Interruptus (Sanggama Terputus) Aksi ini dapat mencegah terjadinya pembuahan yang berujung pada kehamilan. Coitus Interruptus dapat diartikan sebagai senggama terputus atau dalam artian penis dikeluarkan dari vagina sesaat seblum ejakulasi terjadi. Dengan cara ini diharapkan cairan sperma tidak akan masuk kedalam rahim serta mengecilkan kemungkinan bertemunya sperma dengan sel telur yang dapat mengakibatkan terjadinya pembuahan. Teknik ini membutuhkan pastisipasi yang besar dari pasangan Anda . Selain itu juga menuntut jiwa yang besar dari Anda dan pasangan alias siap mental jika ternyata metode tersebut gagal. Faktor kegagalan dari metode ini memang cukup tinggi karena bisa saja sperma telah keluar sebelum orgasme. Dengan kata lain sperma sudah terlepas dan berenang cepat menuju sel telur sesaat sebelum penis ditarik keluar.
  • EFEKTIF : Bagi wanita yang suami atau pasangannya mampu mengontrol waktu ejakulasi.

o   Sistem Kelender (Pantang Berkala) Metode ini disebut juga dengan The Rhythm Method
      Jika cara ini jadi pilihan maka pengetahuan Anda tentang masa subur atau fertility awareness harus tinggi. Anda harus mengetahui dengan tepat masa subur atau saat yang paling memungkinkan Anda mengalami kehamilan. Bila Anda memang ingin menunda kehamilan, maka pada saat tubuh memasuki masa subur tundalah keinginan berhubungan intim dengan pasangan. Atau Anda dan pasangan tetap melakukan hubungan seksual tapi menggunakan kondom. "Perhatikan terlebih dahulu siklus mentruasi Anda selama 3 bulan kalau perlu 6 bulan guna mendapatkan perhitungan waktu siklus mentruasi yang tepat, menurut Dr. Prima masa "aman" seorang wanita adalah 2 hari setelah mentruasi hingga 14 hari menjelang mentruasi berikutnya buat yang memiliki siklus haid pendek. Jika siklus menstruasi Anda panjang, maka masa "aman" 2 hari setelah haid hingga 16 hari menjelang menstruasi yang akan datang. Namun perlu di ingat sebenarnya masa subur sangat sulit ditebak dengan pasti jadi masih ada kemungkinan Anda mengalami "kebobolan"
  • EFEKTIF: Bagi wanita dengan siklus mentruasi teratur. Buat mereka yang siklus haidnya tidak teratur akan sulit untuk menggunakan metode ini, karena kesulitan menentukan masa subur.
2) Metode Perlindungan (Barrier)
o   Kondom Penggunaan kondom cukup efektif selama digunakan secara tepat dan benar. Kegagalan kondom dapat diperkecil dengan menggunakan kondom secara tepat, yaitu gunakan pada saat penis sedang ereksi dan dilepaskan sesudah ejakulasi. Alat kontrasepsi ini paling mudah didapat serta tidak merepotkan. Kegagalan biasanya terjadi bila kondom robek karena kurang hati-hati atau karena tekanan pada saat ejakulasi sehingga terjadi perembesan.
o   EFEKTIF: Bagi siapa saja. Alergi terhadap karet kondom adalah hal yang sangat jarang terjadi. Sebaiknya jika ada keluhan iritasi dan rasa tidak nyaman usai berhubungan, Anda wajib konsultasi dengan dokter dan mencari alternatif kontrasepsi lainnya.

o   Spermatisida Ini bahan sejenis bahan kimia aktif yang berfungsi "membunuh" sperma. Dapat berwujud cairan, krim atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum senggama. Ketika memasukkan spermatisida kedalam vagina harus menggunakan alat yang telah disediakan dalam kemasan. sangat tidak diperbolehkan menggunakan tangan!. Kegagalan sering terjadi karena waktu larut belum yang cukup, jumlah spermatisida yang digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu kurang dari 6 jam usai senggama.
o   EFEKTIF: Dapat digunakan siapa saja dan untuk meningkatkan efektifitasnya, gunakan bersamaan dengan kondom serta vaginal diafragma.

o   Vagina Diafragma Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama. Efektifitasnya alat kontrasepsi ini bisa menurun bila terlalu cepat dilepas kurang dari 8 jam setelah senggama. "Permasalahanya, banyak wanita harus belajar dulu cara memasukkan kedalam vagina. Dan kebanyakan wanita Indonesia tidak terbiasa atau sungkan memasukkan jari ke dalam lubang vagina" jelas Dr. Prima
o   EFEKTIF: Dapat digunakan siapa saja dan untuk meningkatkan efektifitasnya, gunakan bersamaan dengan kondom serta spermatisida.

3) Metode Perlindungan (Barrier)
o  Pil KB Keuntungan pil ini adalah tetap membuat menstruasi teratur, mengurangi kram atau sakit saat menstruasi. Kesuburan Anda juga dapat kembali pulih dengan cara cukuo menghentikan pemakaian pil ini. Pil KB termasuk metode yang efektif saat ini. Cara kerja pil KB adalah dengan mencegah pelepasan sel telut. Pil ini mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi (99%) bila digunakan dengan tepat dan secara teratur. Ada dua jenis pil KB yang sekarang beredar di pasaran, yaitu kombinasi antara estrogen dan progesteron atau hanya mengandung progestoren saja. "Pil KB generasi kedua tidak mempunyai efek seperti pil generasi pertama atau kita kenal dengan lingkaran biru. Pil KB saat ini tidak membuat tubuh gemuk, jerawatan serta pusing.
o   EFEKTIF: Bagi wanita yang memang memiliki tingkat disiplin tinggi. Tidak dianjurkan bagi yang sering lupa karena 2 kali alpa meminum pil KB justru dapat membuat subur para wanita.

o  Suntik KB Jenis kontrasepsi ini pada dasarnya mempunyai cara kerja seperti pil. Untuk suntikan yang diberikan 3 bulan sekali, memiliki keuntungan mengurangi resiko lupa minum pil dan dapat bekerja efektif selama 3 bulan. Efek samping biasanya terjadi pada wanita yang menderita diabetes atau hipertensi.
o   EFEKTIF: Bagi wanita yang tidak mempunyai masalah penyakit metabolik seperti diabetes, hipertensi, trombosis atau gangguan pembekuan darah serta riwayat stroke. Tidak cocok buat wanita perokok. Karena rokok dapat menyebabkan peyumbatan pembuluh darah.
o  Susuk KB Implant/susuk KB adalah kontrasepsi dengan cara memasukkan tabung kecil di bawah kulit pada bagian tangan yang dilakukan olej dokter Anda. Tabung kecil berisi hormon tersebut akan terlepas sedikit-sedikit, sehingga mencegah kehamilan. Keuntungan memakai kontrasepsi ini, Anda tidak harus minum pil atau suntik KB berkala. Proses pemasangan susuk KB ini cukup 1 kali untuk masa pakai 2-5 tahun. Dan bilamana Anda berenca hamil, cukup melepas implant ini kembali, efek samping yang ditimbulkan, antara lain menstruasi tidak teratur.
o   EFEKTIF: Intinya kontrasepsi dengan hormon sebaiknya bagi wanita dengan gangguan metabolik harus ekstra hati-hati dalam memilih jenis kontrasepsi ini.

o  IUD (Spiral) Intrauterine Device atau biasa juga disebut spiral karena bentuknya memang seperti spiral. Teknik kontrasepsi ini adalah dengan cara memasukkan alat yang terbuat dari tembaga kedalam rahim, seperti yang dikatakan Dr. Prima "sekarang ini, IUD generasi baru bisa dikombinasikan dengan hormon progesteron, agar efektifitasnya meningkat. Spiral ini juga bekerja menghalangi pertemuan sperma dan sel telur serta berdaya pakai hingga 5 tahun lamanya. Tingkat efektivitasnya bisa mencapai 98%, layaknya seperti pil, IUD juga mudah mengembalikan kesuburan Anda.
o   EFEKTIF: Sebaiknya wanita yang mudah mengalami keputihan tidak menggunakan metode ini. Benang di ujung IUD harus senantiasa bersih. Karena jika kotor akan mudah menyebabkan infeksi, "saran Dr. Prima.

4) KONTRASEPSI PERMANEN
o  Sterilisasi Cara kontrasepsi ini bersifat permanent. Konsepnya saluran telur pada wanita, disumbat dengan cara diikat, dipotong atau dibakar. Sterilisasi pada wanita ini juga bisa dilakukan dengan pengangkatan rahim. Sedangkan pada kaum pria, sterilisasi dilakukan dengan cara memotong saluran sperma. Tetapi ada persyaratan khusus bagi wanita yang ingin melakukan kontrasepsi jenis ini. "Amanya jumlah umur dikali jumlah anak harus minimal seratus. Misalnya, Anda telah berusia 35 tahun dan telah memiliki tiga anak. Lalu kalikan 35 x 3 = 105. Hasil ini dapat diartikan sebagai kondisi aman. Untuk itu jika Anda ingin jalani kontrasepsi, sebaiknya usia anak bungsu Anda telah melewati masa balita. hal ini sekedar berjaga-jaga jika suatu saat Anda masih berniat untuk hamil kembali.
o   EFEKTIF: Pilihan kontrasepsi ini paling cocok bagi wanita yang memang bertekad bulat tak ingin punya anak lagi.



















BAB IV
PENUTUP


A. KESIMPULAN
  1. KIA adalah kegiatan kelompok belajar kesehatan ibu dan anak yang anggotanya meliputi ibu hamil dan menyusui.
  2. Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan.

B. SARAN
1.      Bagi Institusi
      Diharapkan agar dapat memberi masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun tentang KIA dan KB.
2.      Bagi Mahasiswa DIII Kebidanan
      Diharapkan agar lebih mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan tentang KIA dan KB.
3.      Bagi Pembaca
        Diharapkan untuk petugas kesehatan agar meningkatkan kualitas pelayanan KB kepada masyarakat dan membantu mencapai KIA.     










DAFTAR PUSTAKA


  1. Bunga, Ayu.2011.KIA-KB (Kesehatan Ibu dan Anak-Keluarga Berencana). Tanggal diakses 19 juli 2012.www.rantingbungaayu.com

  1. Suharti.2011. KIA-KB (Kesehatan Ibu dan Anak-Keluarga Berencana).tanggal diakses 19 Juli 2012. www.kebidanan.blogspot.com

  1. Universitas Indonesia.2011.KIA-KB.tanggal diakses 19 Juli 2012.www.staff.blog.ui.ac.id















Tidak ada komentar:

Posting Komentar