MAKALAH
ASUHAN
KEBIDANAN V
(KEBIDANAN
KOMUNITAS)
KB – KIA
(KELUARGA BERENCANA – KESEHATAN IBU DAN ANAK)
Dosen
Pengampu :Lohita
Indu Anggayasti, S. Si. T
Di
Susun Oleh :
Dwi Retnonigsih (09.022)
AKADEMI KEBIDANAN SOKO TUNGGAL
SEMARANG
2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas kehendak-Nya
makalah
ini dapat terselesaikan tepat waktu. Penulisan makalah
ini bertujuan untuk memenuhi
tugas salah satu mata kuliah yaitu Asuhan Kebidanan V (Kebidanan Komunitas)
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan terutama
disebabkan akan kurangnya pengetahuan. Namun, berkat bimbingan dari berbagai
pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikan
walaupun masih terdapat kekurangan didalamnya. Karena itu, sepantasnya jika
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
·
Tuhan Yang Maha Esa
·
Ibu Lohita Indu Anggayasti, S.Si.T dosen pembimbing yang telah banyak memberi bimbingan
dan masukan-masukan
·
Kedua Orang tua yang
telah banyak memberi dukungan baik secara materi ataupun moral
·
Teman-teman yang tidak
bisa penulis sebutkan satu-satu, terima kasih atas dukungan dan doanya
Penulis menyadari karya mahasiswa ini masih
banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran yang positif agar karya mahasiswa ini menjadi lebih baik dan
berdaya guna di masa yang akan datang.
Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapatkan berkah dari
Allah SWT. Akhir kata penulis mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang memerlukan. AMIN.
Semarang, 14 Juli 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Keluarga
berencana (KB) adalah program nasional yang bertujuan meningkatkanderajat
kesehatan, kesejahteraan ibu, anak dan keluarga khususnya, serta bangsa pada umumnya.
Salah satunya dengan cara membatasi dan menjarangkan kehamilan.
Masalah
yang akan dihadapi oleh keluarga yang memiliki anak dalam jumlah
banyak terutama disertai tidak diaturnya jarak kelahiran adalah
peningkatan risiko terjadinyapendarahan ibu hamil pada trimester ketiga, angka
kematian bayi meningkat, ibu tidak memiliki waktu yang cukup untuk merawat
diri dan anaknya, serta terganggunya proses perkembangan fisik dan mental anak
yang diakibatkan kurang gizi, berat badan lahir rendah(BBLR) dan lahir
prematur.
Proyeksi
penduduk telah dirumuskan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) denganperkiraan
penduduk Indonesia sekitar 273,65 juta jiwa pada tahun 2025. Laju
pertumbuhanpenduduk Indonesia tahun 1971-1980 adalah 2,30%, tahun
1980-1990 adalah 1,97%, tahun1990-2000 sebanyak 1,49% dan tahun 2000-2005
adalah 1,3%. Hal ini menujukkan adanya penurunan laju pertumbuhan penduduk
Indonesia.
Hingga
saat ini sudah banyak program-program pembangunan kesehatan di Indonesia yang
ditujukan pada penanggulangan masalah-masalah kesehatan ibu dan anak. Pada
dasarnya program-program tersebut lebih menitik beratkan pada upayaupaya
penurunan angka kematian bayi dan anak, angka kelahiran kasar dan angka kematian ibu.
Hal
ini terbukti dari hasil-hasil survei yang menunjukkan penurunan angka kematian
bayi dan anak, angka kelahiran kasar. Namun tidak demikian halnya dengan angka
kematian ibu (MMR) yang selama dua dekade ini tidak menunjukkan penurunan yang berarti. SKRT 1994 menunjukkan
hahwa MMR sebesar 400 – 450 per 100.000 persalinan.
Selain
angka kematian, masalah kesehatan ibu dan anak juga menyangkut angka kesakitan
atau morbiditas. Penyakit-penyakit tertentu seperti ISP A, diare dan tetanus
yang sering diderita oleh bayi dan anak acap kali berakhir dengan kematian.
Demikian
pula dengan peryakit-penyakit yang diderita oleh ibu hamil seperti anemia, hipertensi,
hepatitis dan lain-lain dapat membawa
resiko kematian ketika akan, sedang atau setelah persalinan. Baik masalah kematian maupun kesakitan pada
ibu dan anak sesungguhnya, tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan
lingkungan di dalam masyarakat dimana
mereka berada.
Disadari
atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti konsepsi-konsepsi
mengenai berbagai pantangan, hubungan sebab- akibat antara makanan dan kondisi sehat-sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak baik
positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak.
Pola
makan, misalnya, pacta dasarnya adalah merupakan salah satu selera manusia
dimana peran kebudayaan cukup besar. Hal
ini terlihat bahwa setiap daerah
mempunyai pola makan tertentu, termasuk
pola makan ibu hamil dan anak yang disertai dengan kepercayaan akan pantangan, tabu, dan anjuran terhadap beberapa makanan tertentu.
B.
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan
jangkauan dan mutu pelayanan KB-KIA di wilayah kerja puskesmas, melalui pemantauan cakupan pelayanan KIA di tiap desa
secara terus menerus.
2. Tujuan
Khusus
a)
Memantau
cakupan pelayanan KB-KIA yang dipilih sebagai indikator secara teratur (bulanan)
dan terus menerus.
b)
Menilai
kesenjangan antara target dengan pencapaian.
c)
Menentukan
urutan daerah prioritas yang akan ditangani secara intensif.
d)
Merencanakan
tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersedia.
e)
Membangkitkan
peran pamong dalam menggerakkan sasaran dan mobilisasi sumber daya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
KIA (KESEHATAN IBU DAN ANAK)
1. DEFINISI
KIA adalah kegiatan kelompok belajar
kesehatan ibu dan anak yang anggotanya meliputi ibu hamil dan menyusui.
2. TUJUAN
a) Tujuan Umum
Agar ibu hamil dan menyusui tahu cara yang baik untuk
menjaga kesehatan sendiri dan anaknya, tahu pentingnya pemeriksaan ke puskesmas
dan posyandu atau tenaga kesehatan lain pada masa hamil dan menyusui serta
adanya keinginan untuk ikut menggunakan kontrasepsi yang efektif dan tepat.
b) Tujuan Khusus
Memberi pengetahuan kepada ibu tentang hygiene
perorangan pentingnya menjaga kesehatan, kesehatan ibu untuk kepentingan janin,
jalannya proses persalinan, persiapan menyusui dan KB.
3. KEBIJAKAN
a) Kegiatan harus disesuaikan dengan kesehatan ibu dan
masalah yang ada.
b) Pelaksanaannya dilakukan setiap minggu dengan materi
dasar yang harus di review terus.
c) Metode yang digunakan adalah demonstrasi dengan materi
dan pembicara berganti – ganti.
d) Tenaga pelatih atau pengajar adalah orang yang ahli di
bidangnya.
e) Tempat pertemuan adalah di ruang tunggu puskesmas,
kelurahan atau tempat lain yang dikenal masyarakat.
f) Lamanya pelatihan tiap hari tidak lebih dari 1 jam.
g) Beri teori 20 menit, selebihnya adalah demontrasi
4. MATERI KEGIATAN
a) Pemeliharaan diri waktu hamil
b) Makanan ibu dan bayi
c) Pencegahan infeksi dengan imunisasi
d) Keluarga Berencana
e) Perawatan payudara dan hygiene perorangan
f) Rencana persalinan
5. KEGIATAN YANG DILAKUKAN
a)
Pakaian dan
perawatan bayi
b)
Contoh makanan
sehat untuk ibu hamil dan menyusui
c)
Makanan bayi
d)
Perawatan payudara
sebelum dan setelah persalinan
e)
Peralatan yang
diperlukan ibu hamil dan menyusui
f)
Cara memandikan
bayi
g)
Demontrasi
tentang alat kontrasepsi dan cara penggunaanya
6. PELAKSANA
a)
Pelaksana utama
meliputi dokter puskesmas, pengelola KIA, Kader, Bidan.
b)
Pelaksana
pendukung meliputi camat, kades, pengurus LKMD, tokoh masyarakat.
c)
Pelaksana
pembina meliputi sub din KIA Propinsi, tim pengelola KIA kabupaten.
7. FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN
a)
Faktor manusia
b)
Faktor sarana
(tempat)
c)
Faktor
prasarana (fasilitas).
8. TUGAS BIDAN SEBAGAI PENGELOLA PELAYANAN KIA/KB
a)
Mengembangkan
pelayanan kesehatan masyarakat terutama pelayanan kebidanan untuk individu,
keluarga, kelompok khusus dan masyarakat diwilayah kerjanya dengan melibatkan
keluarga dan masyarakat.
b)
Berpartisipasi
dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan program sektor lain
diwilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan,
dan tenaga kesehatan lain yang berada diwilayah kerjanya.
9. TUGAS KADER DALAM KB – KIA
Tugas kegiatan
kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada umumnya kader bukanlah tenaga
profesional melainkan hanya membantu dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal ini
perlu adanya pembatasan tugas yang diemban, baik menyangkut jumlah maupun jenis
pelayanan.
10. PROGRAM POKOK KIA DAN KB
Pembinaan
Kesehatan Ibu
a)
Pelayanan
ibu resti berupa cakupan pelayanan (konseling, penanganan dan rujukan)
b)
Persalinan
oleh nakes
c)
Cakupan
peserta KB aktif (CPR)
d)
Perawatan
ibu nifas
e)
Pelayanan
neonatus, bayi dan anak balita
f)
DDTK
11. PELAYANAN POLI
KIA & KB
a) Poli Kesehatan Ibu Anak – Antenatal Neonatus
Care (ANC)
1)
ANC
pada ibu hamil normal dan ibu hamil resiko tinggi
2)
Penatalaksanaan
ibu hamil resiko tinggi
3)
ANC
pada ibu hamil normal dan ibu hamil resiko tinggi
4)
Penatalaksanaan
ibu hamil resiko tinggi
5)
Nifas
6)
Melaksanakan
perawatan nifas normal
7)
Penanganan
perdarahan post partum
8)
Penanganan
infeksi nifas
9)
Pre-eklamsi
/ eklamsi nifas
10) Melakukan rujukan kasus resiko
tinggi ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi secara tepat, cepat, benar.
b) Poli Kesehatan Ibu Anak – Keluarga Berencana
(KB)
1)
Konseling
pranikah
2)
Konseling
metode KB
3)
Pelayanan
KB kondom, pil injeksi, implant, IUD
4)
Penatalaksanaan
efek samping KB baik hormonal maupun non hormonal
5)
Melakukan
rujukan kasus KB ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi secara tepat, cepat
dan benar.
B.
KB (KELUARGA BERENCANA)
1. DEFINISI
Keluarga
berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan.
Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif
untuk mencegah ataupun menunda kehamilan.
Cara-cara
tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan
keluarga. Berdasarkan penelitian, terdapat 3.6 juta kehamilan tidak
direncanakan setiap tahunnya di Amerika Serikat, separuh dari kehamilan yang
tidak direncanakan ini terjadi karena pasangan tersebut tidak menggunakan alat
pencegah kehamilan, dan setengahnya lagi menggunakan alat kontrasepsi tetapi
tidak benar cara penggunaannya.
Metode
kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan
membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi
untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim. Kontrasepsi dapat
reversible (kembali) atau permanen (tetap).
Kontrasepsi
yang reversible adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat
tanpa efek lama di dalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk punya
anak lagi. Metode kontrasepsi permanen atau yang kita sebut sterilisasi adalah
metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan dikarenakan
melibatkan tindakan operasi.
Metode
kontrasepsi juga dapat digolongkan berdasarkan cara kerjanya yaitu metode
barrier (penghalang), sebagai contoh, kondom yang menghalangi sperma; metode
mekanik seperti IUD; atau metode hormonal seperti pil. Metode kontrasepsi alami
tidak memakai alat-alat bantu maupun hormonal namun berdasarkan fisiologis
seorang wanita dengan tujuan untuk mencegah fertilisasi (pembuahan).
Faktor
yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah efektivitas, keamanan, frekuensi
pemakaian dan efek samping, serta kemauan dan kemampuan untuk melakukan
kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan
kontrasepsi juga didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur budaya
mengenai kontrasepsi tersebut. Faktor lainnya adalah frekuensi bersenggama,
kemudahan untuk kembali hamil lagi, efek samping ke laktasi, dan efek dari
kontrasepsi tersebut di masa depan. Sayangnya, tidak ada metode kontrasepsi,
kecuali abstinensia (tidak berhubungan seksual), yang efektif mencegah
kehamilan 100%.
2. TUJUAN
Tujuan Program Keluarga
Berencana secara makro untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dan
menurunkan angka kelahiran, secara mikro mewujudkan ketahanan keluarga dan
kesejahteraan masyarakat, yang diwujudkan dalam kegiatan sebagai berikut :
a)
Upaya peningkatan
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan
b)
Pengaturan
kelahiran
c)
Pembinaan
ketahanan keluarga
d)
Peningkatan
kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera
e)
Meningkatkan
koordinasi dan peran serta aparatur serta masyarakat sehingga mampu mewujudkan
koordinasi dalam membangun Keluarga Berencana
f)
Meningkatkan
peran penyuluh dalam peningkatan capaian program
3. SASARAN
a)
Mengendalikan tingkat kelahiran penduduk
b)
Meningkatkan
kualitas kesehatan reproduksi
c)
Meningkatkan
ketahanan dan pemberdayaan keluarga
d)
Memperkuat
kelembagaan dan jejaring pelayanan KB
4. MACAM-MACAM METODE
KONTRASEPSI
a) Kontrasepsi untuk wanita usia lanjut
Semakin
bertambah usia maka terdapat perubahan dari periode menstruasi. Ketika darah
haid akhirnya berhenti, maka seorang wanita memasuki masa menopause.
Bagaimanapun juga, kontrasepsi sebaiknya digunakan sampai wanita tidak
mendapatkan menstruasi atau darah haid selama 2 tahun jika usia kurang dari 50
tahun atau 1 tahun jika usia lebih dari 50 tahun.
b) Metode kontrasepsi terdiri
dari :
1) Metode Alami
o
Coitus Interruptus (Sanggama Terputus) Aksi ini dapat
mencegah terjadinya pembuahan yang berujung pada kehamilan. Coitus Interruptus
dapat diartikan sebagai senggama terputus atau dalam artian penis dikeluarkan
dari vagina sesaat seblum ejakulasi terjadi. Dengan cara ini diharapkan cairan
sperma tidak akan masuk kedalam rahim serta mengecilkan kemungkinan bertemunya
sperma dengan sel telur yang dapat mengakibatkan terjadinya pembuahan. Teknik
ini membutuhkan pastisipasi yang besar dari pasangan Anda . Selain itu juga
menuntut jiwa yang besar dari Anda dan pasangan alias siap mental jika ternyata
metode tersebut gagal. Faktor kegagalan dari metode ini memang cukup tinggi
karena bisa saja sperma telah keluar sebelum orgasme. Dengan kata lain sperma
sudah terlepas dan berenang cepat menuju sel telur sesaat sebelum penis ditarik
keluar.
- EFEKTIF
: Bagi wanita yang suami atau pasangannya mampu mengontrol waktu
ejakulasi.
o
Sistem Kelender (Pantang Berkala) Metode ini disebut juga
dengan The Rhythm Method
Jika cara ini
jadi pilihan maka pengetahuan Anda tentang masa subur atau fertility awareness
harus tinggi. Anda harus mengetahui dengan tepat masa subur atau saat yang
paling memungkinkan Anda mengalami kehamilan. Bila Anda memang ingin menunda
kehamilan, maka pada saat tubuh memasuki masa subur tundalah keinginan
berhubungan intim dengan pasangan. Atau Anda dan pasangan tetap melakukan hubungan
seksual tapi menggunakan kondom. "Perhatikan terlebih dahulu siklus
mentruasi Anda selama 3 bulan kalau perlu 6 bulan guna mendapatkan perhitungan
waktu siklus mentruasi yang tepat, menurut Dr. Prima masa "aman"
seorang wanita adalah 2 hari setelah mentruasi hingga 14 hari menjelang
mentruasi berikutnya buat yang memiliki siklus haid pendek. Jika siklus
menstruasi Anda panjang, maka masa "aman" 2 hari setelah haid hingga
16 hari menjelang menstruasi yang akan datang. Namun perlu di ingat sebenarnya
masa subur sangat sulit ditebak dengan pasti jadi masih ada kemungkinan Anda
mengalami "kebobolan"
- EFEKTIF:
Bagi wanita dengan siklus mentruasi teratur. Buat mereka yang siklus
haidnya tidak teratur akan sulit untuk menggunakan metode ini, karena
kesulitan menentukan masa subur.
2) Metode Perlindungan (Barrier)
o
Kondom Penggunaan kondom cukup efektif selama digunakan
secara tepat dan benar. Kegagalan kondom dapat diperkecil dengan menggunakan
kondom secara tepat, yaitu gunakan pada saat penis sedang ereksi dan dilepaskan
sesudah ejakulasi. Alat kontrasepsi ini paling mudah didapat serta tidak
merepotkan. Kegagalan biasanya terjadi bila kondom robek karena kurang
hati-hati atau karena tekanan pada saat ejakulasi sehingga terjadi perembesan.
o
EFEKTIF: Bagi siapa saja. Alergi terhadap karet kondom
adalah hal yang sangat jarang terjadi. Sebaiknya jika ada keluhan iritasi dan
rasa tidak nyaman usai berhubungan, Anda wajib konsultasi dengan dokter dan
mencari alternatif kontrasepsi lainnya.
o
Spermatisida Ini bahan sejenis bahan kimia aktif yang
berfungsi "membunuh" sperma. Dapat berwujud cairan, krim atau tisu
vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum senggama. Ketika
memasukkan spermatisida kedalam vagina harus menggunakan alat yang telah
disediakan dalam kemasan. sangat tidak diperbolehkan menggunakan tangan!.
Kegagalan sering terjadi karena waktu larut belum yang cukup, jumlah
spermatisida yang digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam
waktu kurang dari 6 jam usai senggama.
o
EFEKTIF: Dapat digunakan siapa saja dan untuk meningkatkan
efektifitasnya, gunakan bersamaan dengan kondom serta vaginal diafragma.
o
Vagina Diafragma Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel
ini akan menutup mulut rahim bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum
senggama. Efektifitasnya alat kontrasepsi ini bisa menurun bila terlalu cepat
dilepas kurang dari 8 jam setelah senggama. "Permasalahanya, banyak wanita
harus belajar dulu cara memasukkan kedalam vagina. Dan kebanyakan wanita
Indonesia tidak terbiasa atau sungkan memasukkan jari ke dalam lubang
vagina" jelas Dr. Prima
o
EFEKTIF: Dapat digunakan siapa saja dan untuk meningkatkan
efektifitasnya, gunakan bersamaan dengan kondom serta spermatisida.
3) Metode
Perlindungan (Barrier)
o Pil KB
Keuntungan pil ini adalah tetap membuat menstruasi teratur, mengurangi kram
atau sakit saat menstruasi. Kesuburan Anda juga dapat kembali pulih dengan cara
cukuo menghentikan pemakaian pil ini. Pil KB termasuk metode yang efektif saat
ini. Cara kerja pil KB adalah dengan mencegah pelepasan sel telut. Pil ini
mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi (99%) bila digunakan dengan tepat
dan secara teratur. Ada dua jenis pil KB yang sekarang beredar di pasaran,
yaitu kombinasi antara estrogen dan progesteron atau hanya mengandung
progestoren saja. "Pil KB generasi kedua tidak mempunyai efek seperti pil
generasi pertama atau kita kenal dengan lingkaran biru. Pil KB saat ini tidak
membuat tubuh gemuk, jerawatan serta pusing.
o
EFEKTIF: Bagi wanita yang memang memiliki tingkat disiplin
tinggi. Tidak dianjurkan bagi yang sering lupa karena 2 kali alpa meminum pil
KB justru dapat membuat subur para wanita.
o Suntik KB
Jenis kontrasepsi ini pada dasarnya mempunyai cara kerja seperti pil. Untuk
suntikan yang diberikan 3 bulan sekali, memiliki keuntungan mengurangi resiko
lupa minum pil dan dapat bekerja efektif selama 3 bulan. Efek samping biasanya
terjadi pada wanita yang menderita diabetes atau hipertensi.
o
EFEKTIF: Bagi wanita yang tidak mempunyai masalah penyakit
metabolik seperti diabetes, hipertensi, trombosis atau gangguan pembekuan darah
serta riwayat stroke. Tidak cocok buat wanita perokok. Karena rokok dapat
menyebabkan peyumbatan pembuluh darah.
o Susuk KB
Implant/susuk KB adalah kontrasepsi dengan cara memasukkan tabung kecil di
bawah kulit pada bagian tangan yang dilakukan olej dokter Anda. Tabung kecil
berisi hormon tersebut akan terlepas sedikit-sedikit, sehingga mencegah
kehamilan. Keuntungan memakai kontrasepsi ini, Anda tidak harus minum pil atau
suntik KB berkala. Proses pemasangan susuk KB ini cukup 1 kali untuk masa pakai
2-5 tahun. Dan bilamana Anda berenca hamil, cukup melepas implant ini kembali,
efek samping yang ditimbulkan, antara lain menstruasi tidak teratur.
o
EFEKTIF: Intinya kontrasepsi dengan hormon sebaiknya bagi
wanita dengan gangguan metabolik harus ekstra hati-hati dalam memilih jenis
kontrasepsi ini.
o IUD (Spiral)
Intrauterine Device atau biasa juga disebut spiral karena bentuknya memang
seperti spiral. Teknik kontrasepsi ini adalah dengan cara memasukkan alat yang
terbuat dari tembaga kedalam rahim, seperti yang dikatakan Dr. Prima
"sekarang ini, IUD generasi baru bisa dikombinasikan dengan hormon
progesteron, agar efektifitasnya meningkat. Spiral ini juga bekerja menghalangi
pertemuan sperma dan sel telur serta berdaya pakai hingga 5 tahun lamanya.
Tingkat efektivitasnya bisa mencapai 98%, layaknya seperti pil, IUD juga mudah
mengembalikan kesuburan Anda.
o
EFEKTIF: Sebaiknya wanita yang mudah mengalami keputihan
tidak menggunakan metode ini. Benang di ujung IUD harus senantiasa bersih.
Karena jika kotor akan mudah menyebabkan infeksi, "saran Dr. Prima.
4)
KONTRASEPSI PERMANEN
o Sterilisasi
Cara kontrasepsi ini bersifat permanent. Konsepnya saluran telur pada wanita,
disumbat dengan cara diikat, dipotong atau dibakar. Sterilisasi pada wanita ini
juga bisa dilakukan dengan pengangkatan rahim. Sedangkan pada kaum pria,
sterilisasi dilakukan dengan cara memotong saluran sperma. Tetapi ada
persyaratan khusus bagi wanita yang ingin melakukan kontrasepsi jenis ini.
"Amanya jumlah umur dikali jumlah anak harus minimal seratus. Misalnya,
Anda telah berusia 35 tahun dan telah memiliki tiga anak. Lalu kalikan 35 x 3 =
105. Hasil ini dapat diartikan sebagai kondisi aman. Untuk itu jika Anda ingin
jalani kontrasepsi, sebaiknya usia anak bungsu Anda telah melewati masa balita.
hal ini sekedar berjaga-jaga jika suatu saat Anda masih berniat untuk hamil
kembali.
o
EFEKTIF: Pilihan kontrasepsi ini paling cocok bagi wanita
yang memang bertekad bulat tak ingin punya anak lagi.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
- KIA adalah kegiatan kelompok
belajar kesehatan ibu dan anak yang anggotanya meliputi ibu hamil dan
menyusui.
- Keluarga berencana adalah
usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Untuk dapat
mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk
mencegah ataupun menunda kehamilan.
B. SARAN
1.
Bagi Institusi
Diharapkan agar dapat memberi masukan berupa kritik dan saran
yang bersifat membangun tentang KIA dan KB.
2.
Bagi Mahasiswa DIII
Kebidanan
Diharapkan agar lebih mengembangkan wawasan dan ilmu
pengetahuan tentang KIA dan KB.
3.
Bagi Pembaca
Diharapkan untuk petugas kesehatan agar meningkatkan kualitas
pelayanan KB kepada masyarakat dan membantu mencapai KIA.
DAFTAR PUSTAKA
- Bunga,
Ayu.2011.KIA-KB (Kesehatan Ibu dan
Anak-Keluarga Berencana). Tanggal diakses 19 juli
2012.www.rantingbungaayu.com
- Suharti.2011. KIA-KB (Kesehatan Ibu dan
Anak-Keluarga Berencana).tanggal diakses 19 Juli 2012. www.kebidanan.blogspot.com
- Universitas
Indonesia.2011.KIA-KB.tanggal
diakses 19 Juli 2012.www.staff.blog.ui.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar